Kamis, 25 Mei 2017

Legum dan jenis-jenisnya

Legum adalah tanaman dari jenis kacang – kacangan (Leguminosae) yang merupakan salah satu sumber makanan ternak terutama bagi ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba yang memiliki kandungan protein tinggi dibandingkan dengan rumput (Graminae).
Selain memiliki kandungan protein yang tinggi, tanaman legume juga memiliki zat anti nutrisi yakni mimosin dan tanin yang dapat membahayakan ternak jika diberikan secara berlebihan atau terus menerus. Oleh sebab itu, pemberian legum pada ternak harus dilayukan terlebih dahulu kemudian dicampur dengan bahan pakan yang lain seperti rumput raja, rumput gajah dan lain – lain.

Tanaman legum mampu mengkonversi nitrogen atmosfer menjadi komponen nitrogen yang berguna bagi tanaman yang ada disekitarnya. Hal ini terjadii karena pada nodul-nodul akar tanaman legum mengandung bakteri jenis Rhizobium. Bakteri ini mempunyai suatu hubungan simbiotik dengan legume dalam fiksasi nitrogen untuk tanaman. Sebagai gantinya, legume menyuplai bakteri dengan sumber karbon yang diproduksi melalui fotosintesis. Hal ini memungkinkan legume dapat bertahan hidup dan bersaing secara efektif di daerah dengan kondisi kekurangan nirogen. Kemampuan tanaman legum dalam memfiksasi nitrogen bagi tanaman disekitarnya dapat mengurangi biaya-biaya pemupukan. Untuk itu sangat disarankan penanaman legum di integrasikan dengan tanaman pertanian guna mengisi lahan yang telah banyak kehilangan nitrogen.

  • Bentuk Tanaman Legum

Ditinjau dari bentuknya, tanaman legumin dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
  1. Leguminosa Pohon ; merupakan jenis tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi lebih dari 1,5 meter.
  2. Leguminosa Semak ; merupakan jenis tanaman leguminosa yang mempunyai tinggi kurang dari 1,5 meter. Sifat tumbuhnya memanjat (twinning) dan merambat (trilling).

  • Karakteristik Tanaman Legum
Tanaman legum memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:
  1. Tumbuh dengan cara merambat  atau menjalar (herba) dan pohon (perdu) ;
  2. Tanaman dikotilledon dengan bijinya terdiri dari dua kotiledon atau disebut berkeping dua;
  3. Sistem perakaran bercabang dan tumbuh jauh kedalam tanah;
  4. Daun berbentuk kupu-kupu ;
  5. Mudah tumbuh dengan baik pada berbagai kondisi tanah.

  • Klasifikasi
       Kingdom               : Plantae
       Phylum                 : Spermatophyta
       Sub Phylum          : Angiosspermae
       Class                     : Dicotyledoneae
       Ordo                     : Rosales
       Familia                 : Leguminocea
       Sub Familia          : Mimosoideae,Caesalpiniodeae, Papilionodeae
       Genus                   : Centrosema, Peuroria, Colopogonium
       Species                 : Pubescen, Phaseloides, Mucunoide

  • Jenis – Jenis Tanaman Legum

1. Lamtoro
Lamtoro, petai cina, atau petai selong adalah sejenis perdu dari suku Fabaceae (=Leguminosae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun dimasukkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan, dan kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia. Oleh sebab itu agaknya, maka tanaman ini di Malaysia dinamai petai jawa.
Tumbuhan ini dikenal pula dengan aneka sebutan yang lain seperti pĕlĕnding, peuteuy sélong, kemlandingan, mètir, lamtoro dan lamtoro gung ( lamtoro besar untuk varietas yang bertubuh lebih besar) serta kalandhingan.
Pohon perdu tingginya hingga 20m meski kebanyakan hanya sekitar 10m. Percabangan rendah, banyak, dengan pepagan kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan berlentisel. Ranting-ranting bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat.
Daun majemuk menyirip rangkap, sirip 3—10 pasang, kebanyakan dengan kelenjar pada poros daun tepat sebelum pangkal sirip terbawah. Anak daun tiap sirip 5—20 pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang dengan ujung runcing dan pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai.
Bunga majemuk berupa bongkol bertangkai panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol; tiap-tiap bongkol tersusun dari 100-180 kuntum bunga, membentuk bola berwarna putih dan duah polong bentuk pita lurus, pipih dengan sekat-sekat di antara biji.

    2. Turi
Turi atau yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Sesbania grandiflora merupakan tanaman jenis leguminosa pohon yang dapat tumbuh dengan baik di tanah yang tidak subur, terkadang juga dapat tumbuh pada tanah yang banyak genangan air dengan ketinggian dibawah 1500 di atas permukaan laut. Turi dapat tumbuh hingga ketinggian 10 meter. Akarnya berbintil-bintil sehinga dapat menyuburkan tanah. Bunganya berbentuk seperti kupu-kupu berwarna merah muda atau putih.  Turi pada umumnya banyak dimanfaatkan sebagai pohon pelindung karena tumbuhnya yang merambat.
Turi banyak mengandung protein yang tinggi dan berkualitas. Tiap 100 gram berat kering, daun turi mengandung 36% protein kasar dan serat kasar yang rendah antara dibawah 18 %.  Namun demikian daun turi memiliki kandungan zat anti nutrisi yaitu saponin dan tanin.

  3. Kecipir
Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) D.C.) adalah tumbuhan merambat anggota suku Fabaceae (Leguminosae). Pucuk dan polong mudanya dimanfaatkan sebagai sayuran. Di Sumatera dikenal sebagai kacang botol atau kacang belingbing (pantai barat Sumatera, dan kacang embing (Palembang). Nama-nama lainnya adalah jaat, cipir, cicipir, kěcipir, kělongkang, serta biraro. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Winged bean, Winged pea, Four-angled bean (mengacu pada bentuk buahnya); namun juga dinamai Goa bean dan Asparagus pea.
Tumbuhannya merambat, memanjat atau membelit, membentuk semak yang menahun. Dalam budidaya biasanya diberi penyangga, namun jika dibiarkan akan menutupi permukaan tanah. Batangnya silindris, beruas-ruas, jarang mengayu, hingga 4 m panjangnya. Berakar banyak, dengan akar samping yang panjang, menjalar datar dekat permukaan tanah, sebagian di antaranya menebal, membentuk umbi.

4. Gamal
Gamal atau yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Gliricidia sepium adalah tanaman jenis leguminosa pohon yang mempunyai ciri-ciri warna batang putih kecoklatan, perakaran kuat dan dalam serta bunganya berwarna warna merah muda keputihan yang tumbuh diujung cabang tanpa daun. Gamal berasal dari Amerika Tengah, biasa digunakan di negara-negara tropis dan sub-tropis sebagai tanaman pagar hidup. Selama musim kemarau, ketika kekurangan hijauan, anggota badan pohon dipotong dan dedaunan diberikan kepada ternak. Pohon Gliricidia adalah ukuran medium, dengan daun komposit.
Gamal merupakan leguminosa berumur panjang, tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan dengan temperatur suhu antara 20 – 30 oC dengan ketinggian tempat antara 750 – 1200 m. Gamal mampu hidup di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/thn dan tahan terhadap genangan. Perkembangan tanaman ini dengan stek, dengan banyak cabang dan responsif terhadap pupuk N. Penanaman gamal yang harus diperhatikan yaitu jarak tanaman dibuat 2 – 2,5 m antar baris. Komposisi nutrisi daun gamal terdiri atas bahan kering 23%; protein kasar 25,2%; lemak 4,9%; BETN 55,5%.

Minggu, 14 Mei 2017

Cara menanam buah NAGA di pot

Buah naga menjadi buah populer di Indonesia dan memiliki banyak sekali jenis buah naga, mulai dari buah naga dengan kulit merah dan daging warna putih, buah naga kulit merah dengan buah warna merah keunguan, buah naga super merah serta buah naga kuning. Aneka jenis buah naga ini memiliki ukuran yang bervariasi dengan cita rasa buah yang hampir sama. Buah naga ini sangat digemari di Indonesia selain karena rasa buahnya yang segar juga karena buah naga memiliki khasiat yang sangat bagus untuk tubuh. Buah naga ini dipercaya mampu mencegah kangker, menurunkan kolesterol, meningkatkan kekebalan tubuh, serta mampu mencegah diabetes mellitus. Hal ini membuat buah naga banyak dibudidayakan sebagai buah yang sangat bagus untuk kesehatan. Dalam menanam buah naga ini pun cukup mudah dan bisa ditanam pada lahan yang sempit. Banyak yang mencoba menanam buah naga ini di depan rumah atau di teras rumah sebagai hiasan yang memang mampu mempercantik suasana di teras rumah. Caranya ialah dengan menanam buah naga dalam pot sehingga tanpa perlu menggunakan lahan yang luas. Menanam buah naga dalam pot memang mampu membuat suasana dari teras rumah semakin indah dan cara menanam buah naga dalam pot ini telah dijalankan oleh banyak kalangan pecinta buah.
Orang kota atau sebagian orang yang memiliki lahan sempit biasanya sangat sulit untuk mencoba bertanam karena tidak adanya lahan. Sehingga ide untuk menanam sayur mayur dan buah dalam pot ini banyak dipilih selain membuat rumah semakin asri juga bisa memanen hasilnya. Buah naga menjadi pilihan tepat jika ingin menanam buah dalam pot. Untuk bisa menanam buah naga dalam pot ini maka perlu mengetahui beberapa hal mengenai proses penanaman. Supaya nantinya bisa menghasilkan buah naga yang mampu berkembang dan berbuah dengan baik. Maka silahkan simak dengan baik mengenai cara menanam buah naga dalam pot dengan mudah sebagai berikut :

1.      Menyiapkan Pot atau Tempat Menanam Buah Naga
Pot yang digunakan untuk menanam buah naga ini sangat bervariasi dan Anda bisa memilih aneka jenis pot baik itu pot plastik, pot semen, pot tanah liat, atau memanfaatkan drum atau kaleng bekas. Supaya membuat tanaman buah naga ini tumbuh dengan maksimal maka gunakan pot yang terbuat dari bahan tanah liat sebab mampu menjaga suhu pada tanaman buah naga dengan baik. Pilih pot dengan ukuran besar dengan ukuran sekitar 40 cm karena pertumbuhan akan semakin baik bila menggunakan pot dengan ukuran yang lebih besar.
2.      Menyiapkan Media Tanam
Apabila sudah mendapatkan pot yang tepat maka selanjutnya ialah dengan menyiapkan media tanam yang akan digunakan. Pertama – tama yang harus dilakukan ialah dengan menyiapkan dahulu pasir, pupuk, tanah serta kompos perbandingan antara media tanam ini ialah 2:3:1:1. Jika Anda ingin mendapatkan hasil media tanam yang bagus bisa menambahkan beberapa bubuk batu bata serta kapur pertanian. Cara mengolah media tanam ialah dengan mencampurkan semua bahan ini sampai tercampur lalu menyiramnya dengan air. Selanjutnya membiarkan campuran untuk menanam buah naga tersebut selama sehari semalam.
3.      Mempersiapkan Tiang Penyangga
Apabila sudah melakukan proses diatas maka selanjutnya ialah menyiapkan tiang penyangga yang memiliki fungsi penting bagi tanaman buah naga seperti bisa digunakan untuk menopang supaya buah naga tidak roboh. Buah naga ini akan melilit pada tiang nantinya sehingga akan lebih baik apabila membuat tiang penyangga ini dari bahan besi
4.      Menanam Bibit Buah Naga
Anda bisa memilih bibit dengan kualitas terbaik seperti bibit dengan ukuran yang besar, dengan batang yang memiliki warna hijau tua dan bebas dari segala penyakit. Anda bisa menanam bibit buah naga dengan ukuran yang pas contohnya 30 cm. Apabila sudah mendapatkan bibit buah naga yang tepat maka tanamlah buah naga ini pada kedalaman tanah kurang lebih sekitar 10 cm pada sekitar tiang yang telah disiapkan. Rapikan tanah yang ada pada bibit buah naga dengan menekan tanah. Proses penekanan tanah ini juga memiliki fungsi lain sebagai penguat batang bibit buah naga supaya tidak mudah roboh dan tetap kokoh. Selanjutnya sirami pot tersebut dengan air dan letakan pot pada daerah yang terkena sinar matahari secara langsung.
5.      Proses Pemeliharaan Tanaman Buah Naga
Jika ingin tanaman buah naga ini bisa tumbuh dengan baik maka Anda perlu merawatnya dengan baik supaya nantinya bisa memanen buah naga dan bisa merasakan buah yang ditanam sendiri di rumah, tentu rasanya akan menyenangkan. Pada saat memelihara buah naga ini harus dilakukan dengan baik dan benar diantaranya ialah melakukan proses pemupukuan supaya bisa mendapatkan buah naga yang berkualitas dan menutrisi buah naga supaya bisa berkembang dengan baik. Penyiraman pada buah naga ini perlu dilakukan dengan teratur supaya buah naga tetap dalam keadaan segar. Jika tanaman buah naga ini telah berkembang besar maka perlu melakukan pemangkasan pada cabangnya. Selain itu memeriksa tiang penyangga dan akar tanaman buah naga guna memastikan bahwa tanaman buah naga ini masih dalam keadaan kokoh. Supaya batang tanaman buah naga ini menjadi rapi maka Anda dapat mengikat batang pohon buah naga dengan menggunakan kawat pada tiang penyangga. Jika sudah melakukan perawatan pada buah naga ini secara teratut maka Anda pun tinggal menunggu waktu panen buah naga tiba.


Minggu, 07 Mei 2017

CIRI-CIRI dan KLASIFIKASI TANAMAN CABAI

CIRI-CIRI
Tanaman cabai merupakan tanaman yang berasal dari Amerika selatan yang awalnya dibudidayakan oleh orang-orang Indian untuk keperluan memasak.Tanaman cabai termasuk dalam suku terung-terungan, bentuknya berupa tanaman perdu dan merupakan tanaman musiman. Tinggi tanaman mencapai 50 -100 cm. Mempunyai dahan dan ranting yang ditumbuhi oleh buah dan bunga. Tanaman ini sangat tergantung pada jumlah cabang dan ranting yang tumbuh pada batangnya, semakin banyak cabang dan ranting yang tumbuh pada batangnya maka akan semakin banyak buahnya.

Tanaman ini dapat hidup dengan baik pada tanah liat terutama pada tanah-tanah yang banyak mengandung humus atau pun kompos. Tanaman ini juga membutuhkan penyiaran matahari secara langsung dimana hal ini digunakan untuk keperluan fotosintesis juga untuk menekan pertumbuhan jamur dan hama serta bakteri yang dapat menghambat pertumbuhannya. Batang tanaman cabai berdiri tegak, cabang dan ranting menyamping serta batang tanaman sedikit berkayu yang terdapat pada inti dekat dengan permukaan tanah. Batang ini tidak begitu kuat untuk menyanggah buahnya yang banyak, sehingga dibutuhkan perawatan khusus dengan cara memberi penyangga pada batangnya.

Akar tanaman ini memiliki bentuk serabut, yang memiliki banyak cabang akar dan serabut pada permukaan tanah. Akar tanaman ini hanya dapat menembus tanah dangkal, inti akar tanaman ini hanya mampu menembus kedalaman tanah sedalam 25-40 cm.
Daun pada tanaman cabai ini berbentuk lonjong dengan bagan ujung runcing dan tulang daun menyirip. Panjang daun kira-kira 4-8 cm dan lebar 2-4 cm. Namun hal ini tentu saja bervariasi, misalnya saja pada tanaman cabai rawit yang memiliki bentuk daun agak berbeda dari jenis yang lainnya. Bentuk daunnya agak sedikit bulat. Untuk warna daun dari tanaman ini yaitu hijau sampai hijau tua.

Bunga tanaman cabai ini berada disela-sela ranting atau menggantung.  Mahkota buah dari tanaman ini berwarna putih dan memiliki 4-6 kelopak bunga. Panjang bunga kurang lebih 1-15 cm dan lebarnya sekitar 0,5 cm. Panjang tangkainya sekitar 0,5 cm, kepala putik agak ungu dan kepala sari berwarna biru ungu atau biru muda. Panjang tangkai sari sekitar 0,5 cm.
Buah cabai berbentuk bulat lonjong dengan ujung runcing. Bentuknya pun bervariasi, ada yang bentuknya kecil dan besar. Buah cabai yang masih muda umumnya tidak terasa pedas dan ketika tua atau masak akan memberikan rasa yang pedas dan menyengat. Akan tetapi, ada beberapa jenis tanaman cabai yang tidak berasa pedas meskipun buahnya telah masak bahkan cenderung tawar dan manis. Umumnya cabai yang berbiji banyak akan sangant berasa pedas.

Tanaman cabai merupakan tanaman yang berasal dari Amerika selatan yang dibudi dayakan oleh orang-orang Indian untuk keperluan bumbu masak.Tanaman cabai termasuk dalam suku terung-terungan, bentuknya berupa tanaman perdu dan merupakan tanaman musiman. Tinggi tanaman mencapai 50 -100 cm. Mempunyai dahan dan ranting yang ditumbuhi oleh buah dan bunga. Tanaman ini sangat tergantung pada jumlah cabang dan ranting yang tumbuh pada batangnya, semakin banyak cabang dan ranting yang tumbuh pada batangnya maka akan semakin banyak buahnya.


Tanaman ini dapat hidup dengan baik pada tanah liat tanah berpasir, terutama pada tanah-tanah yang banyak mengandung humus atau pun kompos. Tanaman ini juga membutuhkan penyiaran matahari secara langsung dimana hal ini digunakan untuk keperluan fotosintesis juga untuk menekan pertumbuhan jamur dan hama serta bakteri yang dapat menghambat pertumbuhannya. Batang tanaman cabai berdiri tegak, cabang dan ranting menyamping serta batang tanaman sedikit berkayu yang terdapat pada inti dekat dengan permukaan tanah. Batang ini tidak begitu kuat untuk menyanggah buahnya yang banyak, sehingga dibutuhkan perawatan khusus dengan cara memberi penyangga pada batangnya.
Akar tanaman ini memiliki bentuk serabut, yang memiliki banyak cabang akar dan serabut pada permukaan tanah. Akar tanaman ini hanya dapat menembus tanah dangkal, inti akar tanaman ini hanya mampu menembus kedalaman tanah sedalam 25-40 cm.

Daun pada tanaman cabai ini berbentuk lonjong dengan bagan ujung runcing dan tulang daun menyirip. Panjang daun kira-kira 4-8 cm dan lebar 2-4 cm. Namun hal ini tentu saja bervariasi, misalnya saja pada tanaman cabai rawit yang memiliki bentuk daun agak berbeda dari jenis yang lainnya. Bentuk daunnya agak sedikit bulat. Untuk warna daun dari tanaman ini yaitu hijau sampai hijau tua.

Bunga tanaman cabai ini berada disela-sela ranting atau menggantung.  Mahkota buah dari tanaman ini berwarna putih dan memiliki 4-6 kelopak bunga. Panjang bunga kurang lebih 1-15 cm dan lebarnya sekitar 0,5 cm. Panjang tangkainya sekitar 0,5 cm, kepala putik agak ungu dan kepala sari berwarna biru ungu atau biru muda. Panjang tangkai sari sekitar 0,5 cm.

Buah cabai berbentuk bulat lonjong dengan ujung runcing. Bentuknya pun bervariasi, ada yang bentuknya kecil dan besar. Buah cabai yang masih muda umumnya tidak terasa pedas dan ketika tua atau masak akan memberikan rasa yang pedas dan menyengat. Akan tetapi, ada beberapa jenis tanaman cabai yang tidak berasa pedas meskipun buahnya telah masak bahkan cenderung tawar dan manis. Umumnya cabai yang berbiji banyak akan sangat berasa pedas.

KLASIFIKASI


·         Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
·         Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·         Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
·         Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
·         Sub Kelas: Asteridae
·         Ordo: Solanales
·         Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
·         Genus: Capsicum
·         Spesies: Capsicum annum L

Sabtu, 06 Mei 2017

PUPUK ORGANIK dan JENISNYA

      Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).
      
Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif murah, dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian. 
Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik. 

Jenis-jenis pupuk organik

Ada berbagai jenis pupuk organik yang digunakan para petani di lapangan. Secara umum pupuk organik dibedakan berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya. Dilihat dari segi bentuk, terdapat pupuk organik cair dan padat. Sedangkan dilihat dari bahan penyusunnya terdapat pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos.

a. Pupuk hijau

Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil hijauannya. Tanaman yang biasa digunakan untuk pupuk hijau diantaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola). Jenis tanaman ini dipilih karena memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen, yang tinggi serta cepat terurai dalam tanah.
Pengaplikasian pupuk hijau bisa langsung dibenamkan kedalam tanah atau melalui proses pengomposan. Di lahan tegalan atau lahan kering, para petani biasa menanam leguminos, seperti ki hujan, sebagai pagar kebun. Di saat-saat tertentu tanaman pagar tersebut dipangkas untuk diambil hijauannya. Hijauan dari tanaman leguminosa bisa langsung diaplikasikan pada tanah sebagai pupuk. Sementara itu, di lahan sawah para petani biasa menggunakan azola sebagai pupuk hijau. Azola merupakan tanaman pakis air yang banyak tumbuh secara liar di sawah. Tanaman ini hidup di lahan yang banyak mengandung air. Azola bisa langsung digunakan sebagai pupuk dengan cara dibenamkan kedalam tanah pada saat pengolahan lahan.

b. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti unggas, sapi, kerbau dan kambing. Secara umum pupuk kandang dibedakan berdasarkan kotoran hewan yang kencing dan tidak kencing. Contoh hewan yang kencing adalah sapi, kambing dan kerbau. Hewan yang tidak kencing kebanyakan dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek.
Karateristik kotoran hewan yang kencing waktu penguraiannya relatif lebih lama, kandungan nitrogen lebih rendah, namun kaya akan fosfor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok digunakan pada tanaman yang diambil buah atau bijinya seperti mentimun, kacang-kacangan, dan tanaman buah. Sedangkan karakteristik kotoran hewan yang tidak kencing waktu penguraiannya lebih cepat, kandungan nitrogen tinggi, namun kurang kaya fospor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok diterapkan untuk tanaman sayur daun seperti selada, bayam dan kangkung.
Pupuk kandang banyak dipakai sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediaannya yang melimpah dan proses pembuatannya gampang. Pupuk kandang tidak memerlukan proses pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan sampai keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke lahan.

c. Pupuk kompos

Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing tanah. Dilihat dari proses pembuatannya, ada dua metode membuat pupuk kompos yaitu proses aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan udara).
Dewasa ini teknologi pengomposan sudah berkembang pesat. Berbagai varian dekomposer beserta metode pembuatannya banyak ditemukan. Sehingga pupuk kompos yang dihasilkan banyak ragamnya, misalnya pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik cair dan pupuk organik tablet. Pupuk kompos bisa dibuat dengan mudah, Bahkan beberapa tipe pupuk kompos bisa dibuat sendiri dari limbah rumah tangga, seperti pupuk bokashi dan pupuk kompos takakura.

d. Pupuk hayati organik

Pupuk hayati merupakan pupuk yang terdiri dari organisme hidup yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan nutrisi penting bagi tanaman. Dalam Peraturan Menteri Pertanian pupuk hayati tidak digolongkan sebagai pupuk organik melainkan sebagai pembenah tanah, lihat penjelasannya dalam pengertian pupuk hayati. Namun dalam penerapannya di lapangan seringkali dianggap sebagai pupuk organik.
Pupuk hayati bekerja tidak seperti pupuk organik biasa yang bisa langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi untuk tanaman. Pupuk ini secara alami menyediakan nutrisi melalui proses gradual dengan cara memfikasi unsur N dari atmosfer, melarutkan fosfor dan mensintesis zat-zat lain yang dibutuhkan tanaman. Jadi, dengan pupuk hayati siklus penyuburan tanah akan berlangsung terus menerus dan secara berkelanjutan.
Pupuk hayati dibuat dengan mengisolasi bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter choococum yang berfungsi mengikat unsur unusr N, Bacillus megaterium bakteri yang bisa melarutkan unsur P dan Bacillus mucilaginous yang bisa melarutkan unsur K. Mikroorganisme tersebut bisa didapatkan di tanah-tanah hutan, pegunungan atau sumber-sumber lain.



Selasa, 02 Mei 2017

REM ABS dan KELEBIHANYA

Bagi sebagian orang banyak yang belum tahu tentang apa manfaat dan kegunaan dari sistem kerja ABS ini. Bahkan tidak semua orang bisa mengerti apa yang dimaksud dengan ABS. Namun bagi anda yang sudah tidak asing dan sudah mengetahui, sistem ABS adalah hal yang tidak hanya dipasang sebagai aksesoris kendaraan saja. Namun sistem ABS ini adalah penunjang dari sistem kerja mesin itu sendiri.

Sistem ABS adalah sistem pengereman yang berada dalam sistem pengereman mobil atau motor yang berguna untuk menghentikan sistem penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak atau tiba-tiba.
ABS adalah kepanjangan dari anti-lock backing sistem ini sekarang lebih banyak dikenal dengan sistem ABS. Bahkan kini, banyak dari perusahaan sepeda motor banyak yang sudah mulai banyak menggunakan sistem ABS ini.
Setelah mengetahui apa maksud dari sistem ABS, berikut mengenai sistem kerja rem ABS yang selanjutnya.
Sistem ini sebenarnya adalah hasil adaptasi dari sistem pengeraman yang dilakukan oleh pesawat terbang. Sistem kerja rem ABS akan bekerja bila terjadi sistem pengereman yang mendadak atau yang keras pada mobil atau motor.
Sistem kerja rem ABS bisa anda andalkan bila anda berada dalam medan yang licin atau pada saat hujan. Ketika anda terjebak pada kondisi ini, tentu anda akan merasa sulit ketika anda akan melakukan pengereman. Bahkan terkadang kendaraan anda tetap melaju ketika anda sudah melakukan pengereman.
Hal ini bisa sangat membahayakan karena mobil tetap melaju dan roda sudah berhenti. Ini akan sangat tidak stabil dalam keadaan tersebut. Dan Sistem kerja rem ABS inilah yang bisa anda lakukan. Karena sistem ini membantu mengendalikan mobil anda dalam melakukan pengereman.
Sistem kerja rem ABS ini bahkan sudah lama digunakan oleh para pembalap. Karena pembalap biasanya berada dalam keadaan performa yang tinggi, menstabilkan keadaan kendaraan merupakan hal yang tidak mudah. Dengan bantuan sistem ABS ini lah yang memudahkan dan menstabilkan keadaan kendaraan anda.
Sistem kerja rem ABS sendiri memiliki empat komponen yang saling terkait. Selain sebagai andalan pada sistem pengereman.
  • Sensor kecepatan
Sistem kerja rem ABS yang pertama adalah sensor kecepatan. Sistem ini berguna dalam membaca kecepatan putaran roda. Sistem ABS ini biasanya dipasang dalam setiap roda atau diferensial. Ini tergantung dari masing-masing keluaran pabrik.
  • Katup pengereman
Katup pengereman ini biasanya dikendalikan oleh komputer atau yang biasa disebut sistem komputerisasi. Katup ini dibagi menjadi tiga bagian.

  1. Katup posisi satu: dalam posisi ini katup dalam keadaan terbuka penuh. Sehingga tekanan minyak rem dalam keadaan penuh, dan langsung diteruskan ke bagian rem.
  2. Katup posisi dua: dalam posisi ini, katup ini akan menutupi tekanan rem sehingga tidak akan diteruskan ke dalam rem walaupun pengemudi menginjak pedal rem.
  3. Katup posisi tiga: dalam posisi ini, katup akan menghalangi sebagian tekanan rem, sehingga setengah saja yang diteruskan ke minyak rem, hal ini menyebabkan rem tekanan rem tetap setengah meskipun pengemudi menginjak rem secara penuh.

  • Pompa
Fungsi dari pompa disini adalah mengembalikan tekanan pada rem yang dilepaskan oleh katup rem.
  • Kontroler
Fungsi dari kontroler adalah sebagai otak yang mengendalikan aktifitas katup dan mengontrol sensor kecepatan.
Berikut Videonya: